Mungkin ada sebagian dari kita merasa penasaran tentang bagaimana batu marmer terbentuk. Bisa jadi karena terpesona dengan keunikan dari pola atau strukturnya yg alami dan indah, membuat kita merasa ingin tahu bagaimana proses pembentukkan dari batu marmer.

Dan apa hubungannya batu ini dengan batu metamorf, batu kapur, batu gamping dan batu dolomit?
Berapa lama proses yg dibutuhkan agar bisa mendapatkan batu marmer yg indah ini?
Mari kita bahas selengkapnya.

Batu Marmer Terjadi Karena Transformasi

Di beberapa daerah, batu marmer ini juga dikenal dengan nama lain, yaitu batu pualam. Batu Marmer dikelompokkan dalam golongan batuan metamorf. Kata metamorf sendiri berasal dari methamorphoo yg artinya ‘saya berubah’, selanjutnya menjadi serapan untuk kata ‘perubahan’ atau sebuah ‘pembaharuan’.

Dari arti kata metamorf sendiri, kita sudah bisa menebak bagaimana batuan ini terjadi. Walaupun hanya pada proses singkatnya, yaitu dari A ke B.

Sedangkan arti dari batuan metamorf sendiri adalah: Batu yg terbentuk dari hasil transformasi (perubahan) dari suatu tipe batuan yg sebelumnya. Para ahli menyebutnya Protolith.

Kemudian terjadilah proses metamorfisme atau perubahan bentuk pada Protolith ini. Dengan panas yg lebih dari 150 derajat celsius dan tekanan yg sangat ekstrim (dengan satuan 1500 bar).

Setelah mengetahui apa itu batuan metamorf, mari kita bahas lebih lanjut tentang bagaimana proses terjadinya batu marmer ini.

Seperti yg kita bahas sebelumnya, bahwa Batu Marmer merupakan hasil dari sebuah proses metamorfisme. Batu kapur/gamping/dolomit (Protolith) adalah batuan sebelumnya yg membentuk batu marmer.

Selanjutnya, Protolith ini akan mengalami sebuah proses bernama kristalisasi ulang atau rekristalisasi dengan waktu tertentu. Dalam hal ini, waktu yg dibutuhkan bisa bertahun-tahun untuk membentuk struktur batu marmer yg indah.

Jadi singkatnya ada 2 poin pada proses terjadinya. Jadi, Batu marmer terjadi karena: Kristalisasi ulang dan restrukturisasi Protolith.

– Kristalisasi Ulang (Rekristalisasi) Batu Kapur/Gamping/Dolomit

Kristalisasi adalah sebuah proses pengendapan kristal dari sebuah larutan, karena perubahan kondisi (yg dipengaruhi oleh gaya endogen).

Sedangkan Rekristalisasi atau kristalisasi ulang adalah suatu proses untuk memurnikan suatu kristal yg didapatkan pada proses sebelumnya, yaitu kristalisasi.

Bisa dikatakan bahwa, kristalisasi lebih fokus ke pemisahan.
Sedangkan Rekristalisasi lebih untuk memurnikan zat/senyawa yg didapatkan dari proses kristalisasi.

Proses Rekristalisasi merupakan awal dari metamorfosis atau perubahan dari batu gamping/kapur/dolomit.

Mengapa Rekristalisasi ini bisa terjadi?

Gaya Endogen membuat perubahan-perubahan yg memaksa proses ini. Perubahan itu seperti: perubahan temperatur & tekanan yg sangat ekstrim (seperti penjelasan tentang batu metamorf sebelumnya di atas)
Proses rekristalisasi ini juga membentuk beberapa foliasi atau non foliasi. Namun untuk jenis batu marmer sendiri, pada umumnya tidak berfoliasi.

Apa itu foliasi?

Foliasi berasal dari bahasa latin, folia yg artinya adalah daun. Proses terjadinya pelapisan dalam batuan metamorf disebut sebagai foliasi. Foliasi ini terjadi ketika sebuah batuan memendek di salah satu sumbu pada saat terjadi proses rekristalisasi.

– Restrukturisasi Protolith

Seperti yg kita ketahui, protolith dalam konteks ini adalah batu kapur/gamping/dolomit. Proses rekristalisasi yg terjadi batu ini membuat struktur asal batuan tersebut menghilang.
Proses restrukturisasi ini membuat tekstur/pola baru dan keteraturan butir.
Tekstur dan keteraturan inilah yg menjadikan batu ini disebut dengan batu pualam.

Berapa lama proses Restrukturisasi ini berlangsung?

Menurut para ahli, proses ini bisa memakan waktu antara 30 juta tahun. Bahkan ada juga yg mencapai 60 juta tahun.

Begitulah penjelasan singkat tentang 2 poin pada proses terjadinya batu marmer. Batu marmer akan selalu berhubungan dengan batu gamping, kapur atau dolomit. Bisa jadi setiap menemukan batu batu marmer, akan ada batu kapur. Namun tidak sebaliknya. Setiap ada batu kapur, gamping atau dolomit, belum tentu ada batu marmer.

Kenapa bisa begitu?

Karena seperti pada penjelasan di atas tentang proses pembentukan batu marmer. Dibutuhkan adanya proses metamorfosa, rekristalisasi, restrukturisasi yg berjuta tahun lamanya, dan lagi proses tersebut membutuhkan gaya endogen yg mempengaruhi suhu temperatur dan tekanan ekstrim.